Generasi menunduk
'Ketagihan', mungkin itulah kata yang paling tepat saat ini untuk menggambarkan fenomena yang terjadi pada generasi millenial, tak terkecuali saya sendiri. Duet maut perkembangan teknologi yang telah mengubah dunia hingga detik ini, bukan lain dan tidak bukan yaitu internet dan gadget. Sangat bergantung pada benda kecil yang bisa menyala yang biasa disebut 'gadget'. Di era yang modern seperti ini, kita tidak akan pernah bisa menghindari fenomena tersebut. Bertegur sapa di tempat umum sudah menjadi hal yang sedikit asing. Mereka terlalu sibuk memandang sebuah layar kecil yang ada di gengamannya.
Bayangkan saja, jika bagi mereka yang sudah terkena suatu sindrom gadget tersebut pasti akan rela untuk menghabiskan sebagian besar waktu yang produktifnya itu dengan menyibukkan diri untuk bermain gadget. Hampir sebagian besar di setiap aktivitas mereka selalu tidak pernah bisa untuk terlepas dari gadget mereka. Dari mulai mereka bangun pagi hingga menjelang tidur malam hari, gadget akan selalu berada didalam genggaman tangan. Baterai gadget habis saja bingung. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama ini suatu kehadiran teknologi yang canggih mempermudah kita dalam banyak hal. Tapi disisi lain, kehadiran teknologi juga bisa memperbudak kita menjadi orang yang anti sosial.
Saat berjalan mencari makan, banyak orang menunduk sambil buka-buka ponselnya. Saat berkumpul dengan teman atau kerabat, bukannya bercengkrama tapi malah menunduk membuka gadgetnya. Saat sampai di rumah mejelang tidur, bukannya langsung istirahat, belum cuci kaki pun masih sempat mengambil gadget dari saku celana lalu menunduk lagi. Duduk berdampingan pun masih sempat sibuk dengan gadget masing-masing. Dan lagi-lagi, mereka menunduk dengan cekikikan dan senyum-senyum sendiri tanpa menghiraukan keberadaan orang lain disekitarnya. Hal ini ternyata membuat kita merasa nyaman, bahagia, dan punya banyak teman. Tapi nyatanya, bahwa semua yang kita lakukan ini adalah semu.
Sekarang yang menjadi masalah adalah pada saat fenomena tersebut menimbulkan efek ketidakpedulian pada sosial bagi para remaja dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dikarenakan intensitas komunikasi yang secara verbal terhadap orang-orang terdekat akan menjadi sangat berkurang bahkan hilang sama sekali. Akibatnya suatu keakraban yang sudah terjalin di dunia nyata maka tidak terikat kuat lagi. Nah , jika sudah begitu, sekarang perpecahan yang terjadi pada sesama kemungkinan yang terbesar dapat terjadi
Tips & Tricks Bersosialisasi Ala Kaum Milenials
1. Berjejaring dimana saja dan kapan saja.
Cara bersosialisasi ala kaum milenial yang pertama adalah berjejaring dimana saja dan kapan saja. Kaum milenial mungkin melewatkan janji–janji pertemuan formal dengan para afiliasi professional. Menghadiri lebih banyak acara berjejaring formal bukanlah hal yang buruk. Ini justru bisa sangat membantu kaum milenial. Tetapi, itu bukan satu-satunya tempat dan cara untuk Anda dapat berjejaring. Ketika kaum milenial menganggap bahwa kesempatan itu adalah waktu untuk membentuk koneksi, maka kaum milenial akan melihat bahwa mereka memiliki banyak peluang untuk berjejaring.
2. Bertemu dengan lebih banyak orang.
Cara bersosialisasi ala kaum milenial yang kedua adalah bertemu dengan lebih banyak orang. Untuk mewujudkannya, cobalah untuk bergabung dengan komunitas. Ketika Anda bergabung dengan komunitas, itu membantu Anda untuk menjadi lebih sosial dan sedikit ekstrovert. Semakin banyak orang yang Anda kenal, semakin besar kemungkinan Anda menjalin hubungan dengan seseorang yang mungkin mengetahui pekerjaan atau orang yang baik untuk Anda. Cari peluang untuk memperluas jaringan Anda. Ini bisa saja melalui cara sederhana seperti mengobrol di lift, memperkenalkan diri kepada pembicara di sebuah konferensi, atau menyapa orang yang Anda lihat di kelas yoga. Temui lebih banyak orang dan terkoneksi lah dengan mereka.
3. Terhubung dengan orang baru secara online.
Cara bersosialisasi ala kaum milenial yang ketiga adalah terhubung dengan orang baru secara online. Gunakan LinkedIn, Facebook, Twitter, Snapchat secara maksimal. Jangan malu-malu berhubungan dengan orang yang Anda temui secara langsung di jejaring sosial ini. Ini akan membuat Anda tetap diingat. Kartu nama atau email dapat dengan mudah disimpan dan dilupakan. Kicauan Anda, kiriman LinkedIn, dan aktivitas media sosial lainnya dapat membuat hubungan Anda dengan orang lain terasa lebih dekat dan lebih intim.
4. Temukan seorang mentor.
Cara bersosialisasi ala kaum milenial yang keempat adalah menemukan seorang mentor. Meskipun baik untuk mengenal banyak orang, ada baiknya untuk membangun hubungan jangka panjang yang dalam. Temukan seorang mentor yang dapat menjadi tumpuan sepanjang karier Anda. seorang mentor membantu Anda untuk mengevaluasi tawaran pekerjaan, memberitahu kapan saat yang tepat untuk meninggalkan pekerjaan, menegosiasikan kenaikan gaji, dan umumnya membantu Anda mengatasi permasalahan karier.
5. Berteman di tempat kerja.
Cara bersosialisasi ala kaum milenial yang kelima adalah berteman di tempat kerja. Anda memang tidak akan berada di pekerjaan saat ini selamanya, begitu juga dengan rekan kerja Anda. Membangun hubungan yang kuat dengan rekan kerja akan membuat waktu Anda di tempat kerja lebih menyenangkan, dan mungkin juga memberikan peluang terkait pekerjaan di masa depan. Jadi usahakan untuk pergi makan siang, bersenang-senang, dan datang untuk perayaan ulang tahun rekan kerja.
6. Bergantung pada diri sendiri.
Cara bersosialisasi ala kaum milenial yang keenam adalah bergantung pada diri sendiri. Ingatlah, sekalipun Anda harus membangun hubungan yang baik, Anda tetap tidak dapat menggantungkan diri sepenuhnya dengan orang lain. Bergantunglah pada diri sendiri. Namun, tidak ada salahnya untuk merekomendasikan seorang teman untuk menghadiri wawancara atau memberitahu peluang terkait karier lainnya. Mereka juga mungkin melakukan hal yang sama. Hanya saja, jangan berharap bahwa rekan kerja akan melakukan juga hal baik seperti yang Anda perbuat.
7. Mengikuti Trend untuk bersosialisasi
karna dengan ini kita bisa lebih berbaur dengan sekitar karna mengetahui trend yang ada maka dari itu kita jangan sampai ketinggalan trend
8. Aktif dalam sosial media
dengan cara ini kita jadi lebih diketahui oleh orang-orang dan kenalan pun jadi lebih banyak
9. Aktif dalam pertemanan
karna dengan ini kita menjadi terbiasa untuk sosialisasi di sekitar kita tidak hanya di media sosial saja
10. memilih teman yang menurut kamu sefrekuensi
karna jika tidak maka kamu akan tidak searah dengannya maka dari itu memilih teman yang sefrekuensi maksudnya teman yang nyambung dengan kamu
Dampak dari media sosial dikalangan milenials
Salah satu hal yang berpengaruh dalam perubahan remaja di era sekarang ini yaitu lingkungan sosial termasuk teknologi. Dizaman modern ini teknologi menjadi hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam aktivitas harian masyarakat termasuk remaja, salah satunya teknologi berupa internet.
Generasi millennial sendiri yaitu orang yang cukup mahir dibagian teknologi, dimana mereka lahir ketika teknologi sudah ada disekeliling mereka. Dengan begitu karakter manusia juga berperan didalamnya yang berarti pembentukan watak seseorang dari cara bergaul di lingkungannya, dan hubungannya dengan media sosial adalah karakter remaja zaman sekarang cepat berubah karena factor lingkungan yang mana rasa gensi mendominasi di kehidupan remaja itu sangat tinggi dan dari cara bergaulnya pun sangat berpengaruh.
Generasi millennial lebih cenderung suka bertanya dan meminta kritik serta saran untuk kemajuannya. Namun dikalangan remaja sekarang ini media sosial seakan sudah menjadi candu dimana tidak ada hari tanpa membuka media sosial.
Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama berselancar di dunia maya, hasil riset yang dilakukan STSN (Sekolah Tinggi Sandi Negara) Indonesia menunjukan kalangan remaja usia 15-19 tahun mendominasi pengguna internet di Indonesia (64%).
Hal tersebut berpengaruh terhadap karakter remaja sehingga terbentuk karena tuntunan yang disebut sebagai suatu standard yang 'ideal' yang dimaksud adalah karakter remaja sekarang terbentuk dari apa yang dikatakan orang, dan tidak berasal dari pemikiran diri sendiri yang menyebabkan remaja tersebut akan mudah kehilangan jati dirinya sendiri.
Selain itu media sosial juga menumbulkan pro dan kontra yang mengakibatkan pengguna media sosial sering kali mengganggu proses belajar dan juga berhasil mengubah karakter remaja. Dizaman teknologi seperti sekarang ini kita dapat melihat disekitar kita mulai dari kehidupan remaja yang serba instant, memiliki ambisi besar untuk sukses, cinta kebebasan, percaya diri, dan sebagainnya.
Dengan begitu mereka yang mengakses menggunakan media sosial setiap hari, misalnya banyak remaja yang mengakses instagram tujuannya untuk mengetahui kehidupan orang lain dengan melihat snapgram orang tersebut.
Dan dengan adanya media sosial juga menyebabkan timbulnya kemalasan seseorang untuk melakukan sesuatu, misalnya malas mencari jawaban tugas yang dikasih dosen atau guru yang rill dari pemikiran kita sendiri melainkan memilih jawabannya dengan mencari di google. Dan semua ini merupakan pengaruh dari adanya media sosial saat ini.
Kesimpulan; Media sosial sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat dan memiliki dampak yang sangat tinggi dalam kehidupan masyarakat
REFERENSI:
Comments
Post a Comment